Pada tanggal 20 maret 1981 dirumah dinas ketua DPRD,
Dr. H. Endang Sukandar, Drs., M.Si., Drs. M barnas Komaludin, M.Si. (alm.) ,
Drs Yaya Sayaman (alm.) , dan Drs Yuyun Hidayat telah berhasil mempertemukan tokoh-tokoh
masyarakat yang berkeinginan logis dan bernilai luhur untuk memprakarsai
berdirinya sebuah perguruan tinggi di Kabupaten Sumedang. Pertemuan tersebut
dihadiri oleh para tokoh masyarakat Kabupaten Sumedang, diantaranya adalah
Kosam Erawan (Kepala Kandekdikbud Kabupaten Sumedang), Letkol. Oyo Sunaryo
(Ketua DPRD kab. Sumedang), Drs. H. Otoy Sutarman, M.Pd. (Dosen IKIP Bandung),
dan Dr. H. Kustandi Abdurahman (alm.) (Bupati Kab. Sumedang). Nama-nama diatas
merupakan peletak landasan pendirian Yayasan Pendidikan Sebelas April (YPSA)
Sumedang.
Untuk mewujudkan keinginan pendirian
Perguruan Tinggi tersebut, rumah Dr. H. Endang Sukandar, Drs., M.Si. yang
beralamat di Gg. Ojon no. 82 Sumedang dijadikan sekertariat sebagai pusat
kegiatan persiapan, sehingga terjalin hubungan dengan instansi terkait baik
yang berada di Jakarta, bandung, dan Sumedang. Sesuai peraturan yang berlaku,
sebuah lembaga perguruan tinggi swasta harus dinaungi oleh sebuah yayasan yang
bergerak dalam bidang pendidikan, sehingga seluruh pemrakarsa sepakat untuk
mendirikannya. Maka, pada 21 januari 1982 diadakan pertemuan yang akhirnya
menghasilkan kesepakatan pembentukan kepanitiaan yang dikukuhkan dengan SK
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang no. 10/KS.415/Bup/SK/1982 tentang Panitia
Persiapan Pendirian Perguruan Tinggi.
Pada Senin, 17 mei 1982 pukul 15.30 bertempat di rumah Bupati Sumedang
di Gudang Kopi, terbentuklah Yayasan
Pendidikan Sebelas April Sumedang (YPSA)
yang disahkan oleh notaries Christy S. Sutadikusumah, S.H. dengan akta notaries
nomor: 24 tanggal 17 mei 1982 dan selanjutnya disahkan oleh Pengadilan Negeri
Sumedang nomor: 68/1982 tanggal 18 september 1982. Penanda tangan Akta Yayasan
(1) Dr. H. Kustandi Abdurahman (alm.), (2) Drs. H. Tating Karnadinata, (3) Kosam
Erawan, (4) Dr. H. Endang Sukandar, Drs., M.Si., dan Drs. Yaya Mirtadireja,
M.M. dalam perkembangan selanjutnya YPSA Sumedang disempurnakan oleh Notaris
Christy S. Sutadikusumah, S.H. dengan Nomor: 15 tanggal 25 pebruari 2005.
Pembaharuan terakhir dilakukan pada Notaris Ike Subariah, S.H. dengan Nomor:
017/Not/X/2010 tanggal 13 Oktober 2010. Saat ini YPSA Sumedang telah tercatat
dan disahkan oleh MENKUMHAM dengan Nomor; AHU-4936.01.04/2010 tanggal 10
Desember. Selanjutnya tanggal 17 Mei 1982 dijadikan tanggal pendirian
Universitas Sebelas April Sumedang dan sekaligus menjadi tanggal pendirian
STKIP Sebelas April Sumedang.
Panitia Persiapan Pendirian PT saat
itu membentuk Universitas Sebelas April Sumedang (UNSAP) Sumedang dengan
menawarkan 5 fakultas, yaitu: (1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
(2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, (4) Fakultas Teknik, dan (5) Fakultas
Pertanian. Dari kelima fakultas yang ditawarkan, hanya 2 fakultas yang banyak
peminatnya, yaitu (1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan (2)
Fakultas Ekonomi.
Karena terbentur pada syarat-syarat
terbentuknya suatu universitas, yakni harus ada fakultas eksak, maka UNSAP
Sumedang tidak dapat dibentuk. Sambil menunggu persiapan ke sebuah universitas,
berdasarkan hasil pertimbangan yang matang dari para pengurus YPSA Sumedang,
maka dibentuklah terlebih dahulu sekolah- sekolah tinggi diantaranya Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang berasal dari FKIP UNSAP Sumedang yang sekarng
dikenal dengan STKIP Sebelas April
Sumedang.
Nama
Sebelas April
Sekitar bulan Pebruari 1949, di wilayah Sumedang
dilakukan serangan umum terhadap pos-pos Belanda. Karena terus diganggu oleh
para pejuang, akhirnya Belanda mengundang pasukan intinya yang disebut KST
(Korps Special Troopen) dan pasukan baret hijaunya yang dipimpin Kapten Westerling
untuk mengadakan pembersihan terhadap pasukan TNI, mulai dari Tanjungsari,
Rancakalong, Tanjungkerta, dan Buahdua. Patroli pasukan Belanda sampai di Desa
Cibubuan yang kebetulan waktu itu Danyon II/TNI Mayor Abdurahman dan Danki III
kapten Edi Sumadipraja menginap disana setelah mengawal panglima TNI mengadakan
inspeksi ke daerah timur.
Pada tanggal 11 April 1949, pasukan Belanda
melakukan serangan yang mendadak terhadap pasukan TNI, mengakibatkan gugurnya
Mayor Abdurahman, kapten Edi Sumedipraja, Sersan Abdul Roni, dan beberapa orang
pengawal, setelah gugurnya Mayor Abdurahman dan kapten Edi Sumedipraja, maka
Komandan Batalyon diganti oleh Mayor Air Mahmud (kemudian dikenal sebagai pengantar
super semar) dan Komandan Kompi III diganti oleh Kapten R. Wasita Kusumah. Sedangkan nama Batalyon
diganti menjadi Batalyon 11 April.
Demikian sekilas peristiwa 11 April 1949, yang kemudian tanggal dan bulan tersebut diabadikan
sebagai nama jalan di Kota Sumedang, nama Yayasan Pendidikan Sebelas April
Sumedang, dan nama Perguruan Tinggi Sebelas April Sumedang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar